Jumat, 06 April 2012


 
Banyak yang berpendapat, jika sebuah klub ingin merajai liga domestik, maka datangkanlah seorang Zlatan Ibrahimovic. Ya memang hal itu terbukti. Klub-klub seperti Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona dan yang terakhir AC Milan sudah membuktikan manisnya mitos tersebut. Namun ternyata, mitos itu tak berlaku di Liga Champions.

Datang dari Malmo FF, Ibra sukses mengorbitkan namanya di Ajax Amsterdam. Bersama tim ibukota Belanda tersebut, penyerang jangkung ini berhasil meraih titel Liga Eredivisi pada musim 2001-02 dan 2003-04.

Di Liga Champions sendiri, Ibra gagal mengangkat Ajax untuk berprestasi. Di musim 2002-03, Ajax harus terhenti di tangan Milan di babak 16 besar, sedangkan di musim berikutnya, Ajax gagal melangkahi babak fase grup setelah terdampar di dasar klasemen.

Setelah itu, Ibra pun memutuskan pindah ke ranah Italia untuk memperkuat Juventus. Di musim pertamanya, dirinya membawa "Si Nyonya Tua" menguasai Italia setelah merengkuh gelar Scudetto. Tetapi lagi-lagi saat menyangkut urusan Liga Champions, Ibra gagal meloloskan Juve ke semifinal setelah disingkirkan oleh Liverpool.

Musim berikutnya, dominasi Juve di Serie A terus berlanjut. Scudetto kembali berhasil dibawa pulang oleh Ibra dan kawan-kawan ke Turin, tetapi lagi-lagi langkah Juve terhenti di babak delapan besar Liga Champions setelah dihajar Arsenal.

Ibra pun lalu membawa ketidakberuntungan itu saat memutuskan pindah ke Inter Milan karena Juve terdegradasi akibat tersangkut kasus Calciopoli. Gelar Scudetto yang diraih pria pemegang sabuk hitam taekwondo itu bersama Juve dalam dua musim terakhir akhirnya dicabut.

Bersama tim berjuluk "Nerrazuri", suami model Helena Seger ini terus menunjukkan tajinya sebagai penguasa liga lokal dengan menggondol gelar Serie A sejak musim 2006-07 hingga 2008-09. Tetapi lagi-lagi, perjalanan Ibra di Liga Champions bersama Inter tak kunjung membaik. Dalam kurun waktu tiga musim, perjalanan Ibra bersama tim Massimo Moratti tersebut hanya mentok di babak 16 besar Liga Champions.

Sambil mengindamkan gelar Liga Champions, pada musim 2009-10, Ibra akhirnya memutuskan hengkang ke Barcelona. Tetapi ternyata kesialan menimpa klub yang ditujunya. Ibra gagal membawa Barca mempertahankan gelar Liga Champions karena disingkirkan oleh Inter di semifinal.

Ketika itu Inter yang dinakhodai oleh Jose Mourinho berhasil meraih gelar Liga Champions sekaligus menyakitkan hati Ibra yang berambisius meraih gelar pertamanya di kompetisi tertinggi antar klub benua Eropa tersebut. Tetapi taji Ibra di liga domestik tak kunjung luntur lantaran di musim tersebut, Ibra berhasil mempersembahkan gelar La Liga bagi tim berjuluk "Blaugrana".

Gagal bersama Milan

Setelah dikabarkan bersitegang dengan Pep, Ibra memutuskan kembali ke Italia untuk memperkuat Milan. Milan yang dikenal mempunyai tradisi kuat dalam gelaran Liga Champions ternyata tak banyak membantu Ibra dalam merengkuh mimpinya tersebut. Walau pada musim 2010-11 sukses mengakhiri dahaga Milan dalam menjuarai Serie A selama tujuh tahun terakhir, Ibra gagal membawa Milan melangkahi Tottenham Hotspurs di babak 16 besar.

Dan pastinya yang masih segar dalam ingatan kita, Ibra kembali gagal memenuhi ambisinya yang telah lama terpendam setelah Selasa atau Rabu (4/4/2012) dini hari WIB, Milan disingkirkan Barcelona dengan agregat 1-3 pada babak delapan besar Liga Champions di Camp Nou. Jelas hasil tersebut makin menggambarkan kesialan seorang Zlatan Ibrahimovic di Liga Champions walau catatan suksesnya di perebutan gelar liga domestik untuk klub yang diperkuatnya tak perlu diragukan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar